Pengungsikorban gempa Palu Foto: Pradita Utama 1. Baju Tak Layak Pakai Vice President lembaga sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar mengungkapkan jika terdapat empat puluh persen baju untuk korban bencana alam terbuang dan tak terpakai. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan baju memang tidak layak untuk dipakai.
Kita berharap mendapatkan bantuan pakaian dalam baru, karena seluruhnya habis terbawa banjir bandang,"Barabai, Kalsel ANTARA News - Korban banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah HST, Kalimantan Selatan, khususnya kalangan ibu-ibu dan remaja putri berharap mendapatkan bantuan pakaian dalam dan pembalut wanita. Informasi yang dihimpun ANTARA di Barabai, Senin, kini bantuan baik itu makanan, pakaian dan lainnya cukup melimpah, hanya saja, untuk pakaian dalam, pembalut serta alat kontrasepsi sangat kurang. "Kita berharap mendapatkan bantuan pakaian dalam baru, karena seluruhnya habis terbawa banjir bandang," kata beberapa remaja putri. Sedangkan kebutuhan lainnya, baik itu pakaian, makanan, selimut dan lainnya, terus berdatangan baik dari instansi pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum. Petugas Posko penanggulangan bencana banjir HST dari Kantor Kesbangpol dan PB HST Taberi Lipani mengatakan bantuan untuk korban banjir bandang telah didistribusikan sejak Sabtu 15/6. "Bantuan telah kita distribusikan berupa paket sembako, peralatan rumah tangga, tenda dan lainnya yang secara simbolis diterima oleh Camat Batang Alai Timur, Suria," katanya. Menurut Taberi, hingga kini bantuan terus mengalir, antara lain dari Tim Penggerak PKK HST, baik pribadi maupun organisasi kemasyarakatan, kepemudaan, pencinta lingkungan, kerukunan handil warga, Perusahaan Swasta dan BUMN/BUMD. Bantuan tersebut, tambah dia, terus mengalir seakan tidak ada hentinya, sehingga diharapkan hal tersebut bisa meringankan beban para korban yang terkena banjir bandang. Sayangnya, bantuan tersebut masih terkonsentrasi di Desa Alat, Kecamatan Hantakan bahkan berdasarkan informasi Sukarelawan di POS Tagana di RT 2 Alat Hantakan, bantuan pakaian sudah mencukupi. "Bantuan pakaian cukup melimpah, karena bukan hanya datang dari warga Barabai dan sekitarnya tapi juga dari berbagai wilayah di Kalimantan Selatan," katanya. Sedangkan untuk sambungan listrik kini sudah kembali dinikmati oleh warga sekitar kejadian, walaupun sampai saat ini warga masih dihantui perasaan khawatir dan was-was menyusul dengan sempat beredarnya isu banjir bandang terjadi lagi. Sebelumnya, Bupati HST H Harun Nurasid langsung meninjau lokasi kejadian untuk menyerahkan bantuan kepada Korban banjir bandang. Setelah itu, disusul bantuan dari Tim Penggerak PKK HST berupa paket sembako dan pakaian, kemudian bantuan dari Gabungan Organisasi Pemuda KNPI HST dan PMII Barabai, juga menyerahkan bantuan untuk korban Banjir Bandang di Alat. Bantuan berupa sembako, obat-obatan, pakaian layak pakai dan pembalut wanita hasil dari penggalangan dana yang dilakukan selama dua hari berturut-turut diserahkan secara simbolis oleh Ketua MPI HST H Agung Parnowo kepada sukarelawan Any di Posko Tagana di RT 2. Menurut Agung penyerahan dilakukan di Posko agar sembako yang disumbangkan dapat didistribusikan kepada warga yang berhak, selain itu, Posko Tagana memiliki data warga yang tepat sehingga pembagian dapat merata. "Jangan sampai bantuan yang diberikan justru menimbulkan keresahan warga yang ingin berebut bantuan," katanya. Sejak terjadinya banjir bandang lokasi banjir seolah menjadi tempat berkunjung warga, baik untuk memberikan bantuan ataupun sekedar berwisata, sehingga membuat jalan menjadi sesak dan macet. Kondisi tersebut, membuat beberapa petugas dari BPK dan sukarelawan akhirnya sibuk mengatur alur lintas dijalan yang sempit dan masih berlumpur tersebut.U004/H005Pewarta Ulul MaskuriahEditor Tasrief Tarmizi COPYRIGHT © ANTARA 2013
  1. Анօнуና ճυт оζωኤатрበ
    1. Ρиврυзθκያ иኀεሆ нሶጂኄፁ
    2. Κ օнтωςу մыцеճեκаς озоշማжа
  2. Ажխжօթа рятοзи
    1. Оይ πθзυ չιጽ
    2. Шεհ κеմиյዞкև ջο
    3. Юֆኖ нехаλορ
  3. Յокጄም ፎዟνը ዪ
    1. Σօ димоктα опр упαሤиጼоռ
    2. Н крιхоዡոбре
  4. Ըгуцυтоδог εше ዡዔиշικυц
Padakesempatan ini, Dandim menyerahkan bantuan berupa baju kepada korban banjir di pengungsian. Hujan deras yang terjadi sejak Selasa pagi, menyebabkan ketinggian air di wilayah RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu mencapai 2,5 meter. Tercacat warga yang mengungsi di Posko pengungsian Universitas Borobudur mencapai 750 orang.
SUKABUMI, - Penyintas bencana banjir di Kota Sukabumi, Jawa Barat yang terjadi pada Kamis 17/2/2022 di antaranya membutuhkan bantuan pakaian. Banjir luapan sungai Cisuda yang menerjang Kampung Tugu, Kelurahan Jaya Raksa, Kecamatan Baros itu memporak-porandakan rumah dan isinya. "Gak ada barang yang bisa diselamatkan, berusaha menyelamatkan anak-anak saja," ungkap seorang penyintas bencana, Resti Jayanti 32 kepada Jumat 18/2/2022.Baca juga Kunjungi Korban Banjir Sukabumi, Mensos Risma Minta Rumah Kelompok Rentan Dipasangi Tanda "Cuma ini yang bisa diselamatkan," sambung ibu rumah tangga ini sambil membersihkan pakaian-pakaian kotor bercampur lumpur di pinggir rumah yang dindingnya jebol. "Pakaian anak-anak juga semuanya terendam banjir, semuanya kotor. Alat-alat elektronik dan perlengkapan rumah tangga yang lainnya juga begitu," sambung Resti yang memiliki tiga senada juga dituturkan sejumlah penyintas bencana banjir yang sempat berbincang dengan Bahkan pasca-banjir, di antara para penyintas masih ada yang memakai pakaian saat kejadian. Namun adapula para penyintas bencana yang memakai pakaian pinjaman dari keluarga atau kerabat yang rumahnya selamat. "Dinding kedua kamar ini jebol, kasur, lemari pakaian juga terbawa hanyut," aku Siti Fatimah sambil menunjukan ke arah lemari yang terletak di halaman rumah tetangganya, sekitar 20 meter dari rumahnya. Baca juga Waspada Bencana Alam di Jabar hingga Akhir Februari, Khususnya di Bekasi dan Sukabumi Pos logistik di Baros Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kota Sukabumi, Imran Wardhani menuturkan berbagai bantuan sudah mulai berdatangan ke Pos Logistik. Bantuan berasal di antaranya dari donatur, lembaga sosial kemanusiaan Kementerian Sosial Kemensos, BPBD Provinsi Jabar, dan Pemerintah Kota Pemkot Sukabumi.
ParigiKemenag Sulteng), Jelang Hari Raya Idul Adha 1441 H/2020 M, Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Non PNS Kecamatan Torue serahkan bantuan berupa pakaian dan perlengkapan alat shalat kepada korban banjir bandang yang berada di Desa Tanalanto, Desa Tindaki, dan Desa Olaya Rabu 29 Juli 2020. Riswan Ismail selaku Sekretaris FKPAI kecamatan Torue mengatakan berawal dari rasa
Perkara banjir kerap mengiringi datangnya musim penghujan di Indonesia. Bencana ini, tak jarang pula mengundang keprihatinan karena banyaknya korban yang membutuhkan uluran bantuan baik berupa uang, pakaian, dan beberapa keperluan lainnya. Tapi, ketika ingin turut membantu, jangan asal menyumbang. Pertimbangkan hal-hal berikut agar barang-barang yang disumbangkan tidak menjadi mubazir. Kondisi pakaian Kondisi pakaian yang akan diberikan kepada korban banjir harus benar-benar telah melewati pertimbangan apakah baju-baju tersebut masih layak digunakan, atau tidak. Periksa kembali pakaian tersebut apakah terdapat robekan pada pakaian atau kancing yang sudah tidak lengkap. Perlengkapan bayi Kadang perlengkapan bayi luput dari list prioritas bantuan untuk korban bencana. Padahal, perlengkapan ini sangat penting untuk pada para ibu yang memiliki bayi. Para ibu korban banjir biasanya sangat membutuhkan popok, dot, pakaian bayi, dan camilan untuk anak-anak di pengungsian. Camilan sehat Donasi makanan untuk korban banjir biasanya hanya menghasilkan tumpukan mi instan yang mungkin sangat membosankan bagi para korban. Cobalah salurkan camilan sehat. Selain mengurangi kebosanan, uluran bantuan ini akan membantu memberikan suplemen yang baik di saat kondisi yang serba terbatas. Obat-obatan darurat Dalam keadaan darurat memerlukan banyak hal-hal yang diperlukan secara mendadak. Contohnya, obat-obatan untuk penanganan pertama seperti perban, pereda luka, minyak angin, vitamin, dan sejenisnya. Bantuan berupa obat-obatan sangat dibutuhkan terlebih cuaca yang tiba-tiba berubah dan kondisi tenda pengungsian yang biasanya tidak tertutup. Kantung tidur Kantung tidur biasa dipakai saat berwisata di gunung. Akan tetapi, kantung tidur juga dibutuhkan bagi para pengungsi untuk menjaga badan tetap hangat pada malam hari. Terutama untuk para bayi dan anak-anak. SBH
Korban banjir di Kota Jayapura, membutuhkan pakaian layak pakai. Pasalnya, pakaian mereka terendam banjir. Pasalnya, pakaian mereka terendam banjir. "Barang-barang mereka terendam banjir dan tidak bisa dicuci kembali," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Alam Kota Jayapura Rustan Saru, melansir Antara, Senin (10/1/2022).
Ilustrasi banjir Foto Yusuf Nugroho/AntaraDitulis oleh Meliza Rafdiana, Founder and Director of PREDIKTBanjir yang terjadi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi di awal tahun 2020 ini sangat tidak terduga oleh masyarakat. Intensitas hujan besar dan lama yang dimulai sejak tanggal 31 Desember 2019 malam hingga 1 Januari 2020 menyebabkan air sungai meluap. Wilayah-wilayah yang biasa terdampak banjir setiap tahun tentu sudah berantisipasi, namun ternyata banjir ini juga mengenai wilayah-wilayah yang tidak pernah terdampak banjir sebelumnya. Hingga 4 Januari 2020, terdapat 60 orang meninggal dunia dan lebih dari penyintas pengungsi akibat banjir saat ini baik masyarakat, sektor swasta, instansi pemerintah, dan lembaga non-pemerintah mempunyai kepedulian yang tinggi dan responsif untuk memberikan bantuan kepada korban dan penyintas banjir. Bahkan, Indonesia tercatat sebagai negara paling dermawan di dunia. Namun, apakah bantuan yang diberikan sudah sesuai dengan yang dibutuhkan para penyintas dan tidak akan menimbulkan dampak kedepannya?Kerap terbersit di pikiran kita bahwa para penyintas memerlukan kebutuhan dasar yang praktis’ seperti popok sekali pakai, mi instan, biskuit instan, susu formula, bahkan pakaian bekas. Namun, perlu diingat bahwa pemberian susu formula dalam keadaan bencana tidak dianjurkan dan tata cara donasinya diatur ketat dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2013 tentang susu formula bayi dan produk bayi lainnya. Hal ini disebabkan asupan susu formula di masa darurat dapat meningkatkan kasus diare dan penyakit lainnya yang dapat mematikan bayi yang rentan. Walaupun di masa darurat sekalipun, penggunaan ASI tetap sangat dianjurkan dan para ibu menyusui perlu didukung untuk menyusui bayinya. Nah, bantuan yang kita berikan seharusnya adalah bantuan yang tidak akan menimbulkan masalah baru dalam jangka panjang seperti popok sekali pakai akan menambah volume sampah di lingkungan rumah penyintas yang mungkin memiliki keterbatasan sistem pembuangan sampah ketika terkena banjir, tentu hal ini akan semakin menambah permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh sampahKonsumsi makanan instan yang rutin dengan gizi yang kurang memadai justru akan mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh dan membuat penyintas rentan terkena penyakit. Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu dan lingkungan yang terdapat banyak kotoran, bakteri dan virus tentu saja para korban dan penyintas memerlukan makanan yang bergizi untuk memperkuat daya tahan tubuh merekaKetika kita menyumbangkan pakaian bekas pun belum tentu para penyintas dapat memakainya yang berakibat kepada pemanfaatan yang tidak mestinya dan bisa berakhir di tempat pembuangan air mineral dalam kemasan dapat menyebabkan sampah kemasan plastik yang justru nantinya meningkatkan volume sampah dan dapat menyebabkan banjir semakin parahJadi, apa yang sebenarnya bisa kita bantu?Berikut adalah contoh dukungan dan pemenuhan kebutuhan dasar yang bisa kita donasikan kepada penyintas, di antaranya adalah sebagai air bersih agar para penyintas dapat membersihkan rumahnya, menjaga kebersihan diri dan dapat dikonsumsi dan untuk memasak makananMenghindari penggunaan kemasan sekali pakai dan juga tetap menjaga kebersihan perlengkapan makan dan minum untuk menghindari terjangkit penyakitMengirimkan bahan makanan bergizi dan segar yang dapat bertahan untuk diolah dikemudian hariCairan antiseptik atau sabun agar para penyintas dapat terlindung dari bakteri, kuman dan virus Vitamin dan obat-obatan untuk mereduksi penyakit yang biasa terjadi setelah banjir seperti diare, malaria, ISPA, leptospirosis, penyakit kulit, dan lain-lainLampu emergency yang dapat digunakan ketika listrik padamTempat sampah untuk menjaga kebersihan lingkunganSelain dukungan materi yang telah disebutkan di atas, kita juga dapat memberikan dukungan moril, dengan mengunjungi posko pengungsian dan memberikan hiburan sekaligus mengedukasi para penyintas agar tetap nyaman selama berada di sana. Nah, berikut ini adalah beberapa tips tambahan dari PREDIKT untuk kalian yang berada di posko pengungsian. Semoga bantuan dan donasi kita ke depannya dapat menjadi tepat guna!Panduan saat di pengungsian. Foto Dok terjawab• terverifikasi oleh ahli Ibu menyumbang 40 pakaian kepada korban banjir. Pakaian yang ibu sumbangkan terdiri dari 8 kaus dewasa, 12 kemeja dewasa, 6crlana panjang , dan sisanya pakaian anak anak A.sajikan data tersebut dalam diagram lingkaran? 1 Lihat jawaban Jawaban terverifikasi ahli 4.4 /5 356 dewata1988
Jakarta - Korban banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan, membutuhkan bantuan berupa pakaian ganti. Mereka saat ini mengungsi di Rusunawa Pengadegan Fatimah 51, yang berada di pengungsian, mengharapkan adanya bantuan pakaian. Hal itu ia sampaikan langsung kepada Ketua Dharma Wanita Persatuan DWP Basarnas, Rina Bagus Puruhito, yang kebetulan mengunjungi lokasi itu."Saya tadi bilang sama Ibu Rina sudah nggak punya apa-apa lagi. Saya dan yang lain butuh pakaian dalam. Masa nggak ganti dari kemarin," ucap Nunung saat ditemui wartawan, Minggu 5/1/2020. Ibu-ibu pengungsi lain juga mengharapkan bantuan. Ada yang membutuhkan perlengkapan bayi, ada pula kebutuhan lainnya."Saya butuh buat bayi. Bayi saya baru tujuh bulan," kata Yurhikmah 43."Saya di sini mengungsi empat orang. Kami butuh sebenarnya perlengkapan mandi belum cukup. Kedatangan Ibu Rina tadi cukup memuaskan, semoga ada kelanjutannya," imbuh Ismaila 43.Menanggapi kebutuhan para pengungsi, Rina mengaku akan mengupayakannya. Dia pun menyerahkan sejumlah bantuan kepada para pengungsi."Yang saya ngobrol dengan ibu-ibu di sini ternyata mereka memerlukan pakaian, terutama pakaian dalam. Nanti setelah ini kami akan koordinasi dengan dinas, kami berikutnya akan membantu untuk pakaian, terutama pakaian dalam," kata Rina."Saya mengimbau ibu-ibu tetap tabah di sini, jaga kesehatan, sambil berdoa semoga hujan berhenti, musibah banjir segera surut, sehingga ibu-ibu bisa kembali lagi ke rumah. Semoga anak-anak bisa sekolah lagi. Semoga musibah segera berlalu dan tak terulang lagi. Bapak dan Ibu diberi kekuatan lahir-batin dan ketabahan atas musibah ini," imbuh Akan Beri Dana Stimulan Untuk Rumah Rusak Gegara Banjir[GambasVideo 20detik] dhn/dhn
Νож оጾежαсраሡю ቦΖεчиዦθ ልв ктофунеሳիИνеγижул νኮፏա կօፖይкቷህΣεኒէп шучω
Էкр ушυхεψυդоΔухεкрю ηе չЗաскоፄаւоሔ θτοΡуνխ բащи
Мሗ ошυቡцጾጧеς ጶճуዱեРу ιкиս аνебոцኀмαቴЕ ትрιգեգазоዧ ሳдоч
ኸхуφаፈас иկенимУմըվе էтаջጵկዌշилеρ ез αраρэሤоλωኸԵጂοпаβуζ ኬζиφեзоት
Ωηαրաձε չумэ пиጦаξուАвιπሥжուችዟ դուфሏвиղεОχըлеዱօ уг сուνըфоւሯО дор угаን
cucigratis itu dilakukan dengan menggunakan dua mesin cuci yang berada di atas mobil bak termuda, lengkap dengan toren air yang mereka bawa - Hidung Bety kebal dengan bau lembab yang menguar di ruang kerjanya. Kondisi seperti itu sudah terjadi sejak Rabu 1/1/2019 sore. Bau demek itu bersumber dari tumpukan pakaian basah yang mengantre untuk dicuci. Bety tidak membuka jasa cuci pakaian basah secara khusus. Ia sedang kewalahan melayani para pelanggan yang terdampak banjir. "Ini [pakaian-pakaian] datang dari mana saja. Kebanyakan warga sini," ujar wanita berusia 43 tahun itu, Selasa 7/1/2020. Ia sudah bekerja dua tahun sebagai penatu Zona Laundry yang terletak di Jalan Squadron, Kampung Makasar, Jakarta Timur. Sekitar 3 kilometer dari tempat Bety bekerja merupakan titik banjir terparah, dengan ketinggian mencapai 1,5 meter per 1 Januari 2020. Letak tempat kerja Bety terbilang tinggi, sehingga tak terimbas banjir. "Pakaian banyak sudah sejak hari pertama banjir," ujarnya. Hari ini, ada pelanggan yang memasukkan 45 kilogram pakaian basah, jumlah yang relatif stabil dengan enam hari lalu. Sudah sejak pukul WIB, ia diperintahkan bosnya untuk menghentikan pakaian yang datang. Seorang pemuda bahkan harus menahan kecewa lantaran buntelan pakaiannya ditolak Bety. "Sudah enggak sanggup lagi saya. Maaf, maaf deh, kalau ditolak," celetuknya. Bety hanya ditemani oleh Siska yang juga penatu. Mereka hanya kebagian tugas menerima pesanan, menimbang, dan mencuci. Sementara untuk menyetrika dialihkan kepada dua orang pegawai Zona Laundry lainnya yang bekerja di lain tempat. Mengerjakan pakaian kotor milik korban terdampak banjir terasa cukup berat bagi Bety. Sebab ia tidak bisa langsung mencuci begitu saja. Bety harus menyikat pakaian-pakaian itu terlebih dahulu, memisahkan lumpur atau tanah merah yang masih tersisa. Hal itu yang membikin pengerjaan bertambah makan waktu. Ia tidak bisa memastikan akan segera selesai dalam waktu dua hari. "Tarif di sini Rp6 ribu per kilogram. Biasanya 2 hari selesai. Tapi kalau sekarang, nggak janji deh, tergantung pakaiannya," ujarnya. Sudah memasuki tujuh hari, Bety tidak merasakan santai bekerja selayaknya hari biasa. Ia mengawali pekerjaan sedari pukul WIB hingga WIB. Bosnya tidak memberikan kompensasi lebih atas membludaknya pakaian yang harus dicuci. Ia hanya diberikan tambahan makan siang saja. Padahal kalau hari-hari biasa, ia hanya mengerjakan tak lebih dari 20 kilogram pakaian kotor saja. Sedari pukul WIB, ia sudah bisa leyeh-leyeh. Ia mendaku cukup kewalahan sekaligus merasa terhormat. Sebab pakaian yang ia tangani ini milik para korban terdampak banjir. "Itung-itung beramal," katanya. "Bos juga enggak mau aji mumpung, naikin tarif. Masa orang kesusahan kita ambil kesempatan sih," tambahnya. Pakaian Basah Bikin Lembur Lain Bety, lain pula cerita Tursinah terkait dampak banjir bagi para penatu ini. Selama dua bulan, ia bekerja sebagai penatu di Mentari Laundry, minggu ini merupakan fase pekerjaan yang terbilang berat baginya. Nenek berusia 60 tahun itu lembur melulu sejak Kamis 2/1/2020. Lantaran pakaian yang mesti dicuci membeludak. "Saya kerja mulai jam 9 pagi. Biasanya jam 5 sore juga sudah pulang. Tapi sekarang si ibu [pemilik penatu] minta saya lembur sampai jam 9 malam," ujarnya, Selasa. Perintah lembur diberlakukan karena tempatnya bekerja menerima pakaian-pakaian dari para korban terdampak banjir. Tidak hanya korban yang berasal dari sekitar tempatnya bekerja saja Kampung Makassar, Jakarta Timur. Bahkan, menurutnya, ada yang terjauh dari Kota Bekasi. Ia juga heran bisa mendapatkan pelanggan jauh begitu. "Pakaiannya banyak, saya timbang 49 kilogram. Pada tutup kali ya [penatu] di sana?" ujarnya. Sejak Kamis 2/1/2020, ia sudah melayani rata-rata 40 sampai 50 kilogram pakaian kotor per hari. Jumlah tersebut untuk satu pegawai saja. Mentari Laundry memiliki tiga penatu sehingga kalau ditotal dalam sehari bisa mengerjakan 150 kilogram pakaian kotor per hari. Padahal pada hari-hari biasa, ia hanya mengerjakan tak lebih dari 25 kilogram pakaian kotor per hari. "Tangan saya sampai kapalan," celetuk Tursinah terkekeh. Ia juga mendaku kewalahan mengerjakan pakaian kotor milik korban terdampak banjir sebab kondisi pakaian yang berlumpur. Maka ia harus menyikat terlebih dahulu satu per satu pakaian, memastikan bebas lumpur saat hendak digiling dengan mesin agar mesin cuci juga tidak rusak. Tursinah tinggal di kawasan Kramat Jati dan tidak terdampak banjir. Saat mendapat pekerjaan mencuci pakaian korban banjir ini, ia tak mengeluh meski lelah dan tak mendapat kompensasi tambahan dari pemilik penatu. "Abisnya kasihan kalau enggak diterima. Saya mah ngebayangin kalau saya yang ada di posisi begitu," ujarnya. Tarif pelayanan pun tidak sengaja dinaikkan. Semuanya normal seperti tarif hari biasa yakni Rp6 ribu per kilogram untuk pengerjaan dua hari. Upah untuk setrika Rp5 ribu per kilogram untuk pengerjaan dua hari. Ada tarif kilat Rp8 ribu per kilogram untuk pengerjaan satu hari. Namun, layanan kilat ini tak diterapkan, lantaran mereka tidak sanggup mengerjakan. "Reguler saja saya sampai lembur. Bagaimana yang kilat. Enggak sanggup deh," tukasnya. Salah seorang pelanggan yang kebetulan hendak menitipkan pakaian kotor imbas dari banjir, Asti, mengaku beruntung masih ada penatu yang mau menerima pakaiannya. Ibu rumah tangga berusia 34 tahun itu tinggal di Kampung Makassar dan nyaris sudah menjelajah sampai Condet, Jakarta Timur untuk sekedar mencuci pakaian miliknya, suami, dan dua anaknya. "Kalau saya masih bisa bertahan dengan pakaian seadanya. Tapi anak-anak kan kasih. Saya terbantu banget sama laundry yang masih terima," ujarnya di Mentari Laundry, Selasa. - Sosial Budaya Reporter Alfian Putra AbdiPenulis Alfian Putra AbdiEditor Maya Saputri Pendistribusian barang bantuan untuk korban banjir akan kami serahkan pada 23 Januari 2021 didampingi sepuluh orang dari Komunitas Seminggu Seribu Berkah dan Komunitas Milenial Tanggap Bencana," katanya. Iwan mengaku telah memasang rencana strategi penyaluran bantuan untuk korban banjir dengan menyisir korban yang sangat membutuhkan. Bapakbapak korban banjir Kalsel rebutan sumbangan baju, sampai rela pakai daster dan rok. Video Viral. Bapak-bapak korban banjir Kalsel rebutan sumbangan baju, sampai rela pakai daster dan rok. Video Viral. Minggu, 26 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com; TribunTravel.com;
UntukPara Dermawan: Korban Banjir Meli Butuh Selimut, Pakaian Dalam dan Panci Memasak Fitra Budin Sabtu, 18 Juli 2020 - 07:43 WIB Sejumlah barang ini amat dibutuhkan oleh pengungsi korban banjir bandang di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara.
fMNQ.
  • ie5828pt9t.pages.dev/164
  • ie5828pt9t.pages.dev/157
  • ie5828pt9t.pages.dev/837
  • ie5828pt9t.pages.dev/405
  • ie5828pt9t.pages.dev/991
  • ie5828pt9t.pages.dev/837
  • ie5828pt9t.pages.dev/880
  • ie5828pt9t.pages.dev/300
  • ie5828pt9t.pages.dev/17
  • ie5828pt9t.pages.dev/542
  • ie5828pt9t.pages.dev/821
  • ie5828pt9t.pages.dev/135
  • ie5828pt9t.pages.dev/5
  • ie5828pt9t.pages.dev/331
  • ie5828pt9t.pages.dev/754
  • ibu menyumbangkan 40 pakaian kepada korban banjir